RSS

SAYANG MAAFKAN DAKU

24 Jun

CERIA WAJAH MAIA, lincah injit-injit di halaman rumah nan luas. Pagi segar udara kota hanya belum cerah. Matahari masih terhalang awan sehingga sekitarnya terlihat samar.  Halimunan. Memang nyaris tiap hari tak dapat di sangka cuaca sering cepat berubah, bentar cerah dan bentar lagi hujan. Walau keadaan cuaca seperti itu tidak menyurutkan semangat belajar di sekolah. Telah di lewati rasa tegang menanti kelulusan sekolah SDN dan kemudian menanti hasil tes masuk SMPN terkenal di kotanya, di terima. Hari-hari berat memberi pengertian bahwa belajar pelajaran sekolah tidak boleh di anggap sepele, di perlukan ketekunan terus menerus dan cara belajar baik dan benar tapi tidak mengganggu ke sukaan bermain, berkumpul adik-adik cewek dan teman  bermain di rumah walau kebanyakan cowok. Apalagi di sekolah barunya adalah suatu tantangan akan lebih menantang, teman-teman baru, pelajaran baru dan guru-gurupun baru bahkan permainannya pasti lebih seru.

Jalanan masih sepi, memang hari masih pagi, belum ada keramaian anak-anak sekolah. Maia dengan senang segera angkat kaki meninggalkan rumah. Reka dan Mona teman sekolah belum terlihat lewat untuk sama-sama pergi sekolah walau beda kelas. Hati udah tak sabar ingin segera gabung dengan teman-teman cewek sekelasnya.

Hm, hm, hm sangat menyenangkan punya group teman-teman cewek unik, lucu dan genit-genit. Satu meja kursi di isi dua orang dan satu baris belajar ke belakang adalah group cewek.  Nama group cewek ini terdengar dari gosip anak-anak sekolahan saja. Garang. Nama itu terjadi begitu saja karena melihat kebiasaan kumpul dengan cerita-cerita dari cara menyelesaikan masalah timbul dengan Garang, maju terus pantang mundur. Maia lebih pokus pelajaran harus rengking dan melebihi saingan cowok Dedi sekelasnya. Hatinya sangat sebal kalau ada dibawah nomor satu cowok itu. Maka diam-diam di buat kompetisi mendapatkan nomor satu. Zet cewek manis dan sangat memikat Dedi sehingga sering di jadikan guyonan jadi pacarnya. Zet cewek dingin di tanggapi dengan senyum atau tawa kecilnya. Jideh cewek centil genit abis dan meramaikan cerita-cerita gokilnya bikin group sering tertawa walau gigi atas dua sedikit nongol. Sebenarnya bukan cerita lucunya saja memikat tapi cara penyampaian selalu sibuk mata jelalatan dan ke dua tangannya mengikuti lincah kesana-sini. Endah kulilt putih sering jadi merah seperti tomat jika mendapat ledekan. Eka diam-diam menghanyutkan pacaran dengan anak STM tetangga dekat rumah dan sekolahnyapun tetanggaan SMPN dengan STMN, hanya di batasi pagar kawat memudahkan untuk saling berhahaha dan berhohoho. Ida tenang bagaikan air leuwi banyak buayanya. Echu teman sebangku Maia sering di kagetkan selalu bawa cermin berkaca menatap wajah lalu memerahkan bibir, menyepon wajah atau menyisir rambut. Muni keturunan India paling lucu, manis, mata indah, hidung mancung dan bibir tipis tapi paling suka bawa makanan kecil ke dalam kelas untuk di makan di saat jam-jam pelajaran. Kepala lebih kecil dari badannya tinggi besar dengan kaki kecil, ceper. Rambut panjang sampai ke pantat di kepang dua.

             Maia senang punya teman-teman cewek punya keunikan tersendiri, menyemangati untuk selalu rindu berkumpul di saat sekolah dan pulang sekolah atau hadir ikut les sekolah. Mereka nakal, pengganggu bikin onar, tukang usil dan lain sebagainya tapi tetap sekolah itu nomor satu.

            Namun baru saja seratus meteran dari rumahnya tiba-tiba di seberang jalan di halaman rumah toko mebelair seseorang berdiri berseragam sekolah putih-putih, celana panjang. Di pastikan seseorang itu sekolah sederajat SMA. Seorang cowok imut menatap dan melemparkan senyum. Lemparan senyum itu mengena sasaran sampai ke jantung hati sempat terasa deg-degan. Menggeletar.

        Maia sadar, tatapan dan senyum berbeda telah membuatnya tertegun, ”ha! Ke aku? Akh tak mungkin! Tapi tak ada siapa-siapa kecuali aku!

       Belum juga sadar situasi dari panik tiba-tiba hujan seperti di tumpahkan. Bret! Deras! Maia cepat berteduh dan tepat berseberangan dengan cowok imut itu. Maia di buat tertegun lagi. Cowok imut bersandar di meja dengan melipat tangan, tenang dan syahdu. Maia semakin diam tak keruan. Hatinya diantara sebal dan senang, ”hih hujan lagi! Tapi aku senang ada cowok imut menemani. ”akh tapi aku harus buru-buru ke sekolah, khawatir ke siangan.”

Anehnya hujan deras tiba-tiba berhenti lagi. Maia sadar segera melangkah jalan tapi sebelumnya melirik cowok imut lagi menatap dirinya. Bahkan Maia sering melihat ke arah cowok imut dan cowok itupun tak melepaskan tatapan dan imutnya sampai hilang di tikungan jalan.

Sejak itu Maia di buat gelisah. Kadang mengulang tempat pertama bertemu namun tak di temukannya. Kadang mencari            diantara cowok-cowok  anak sekolah berseragam SMA tapi tak pernah di temukan. Sosok cowok imut telah tercatat di hatinya. Di harapkan segera dapat menemukannya.

******

            SEMINGGU kemudian cowok imut nyaris di lupakan saja. Kali ini pelajaran sekolah olah raga. Maia dan groep siap dengan pakaiannya. Seperti biasa berbaris di dalam lapangan halaman sekolah. Bapak guru Budi, kepala botak, badan gemuk, kulit putih jadi kelihatan seperti kingkong dan di senangi murid-murid cewek ataupun cowok karena ramah, bersahabat dan punya trik-trik sangat menyenangkan membuat anak-anak menyukai olah raga.

”Setelah lari, selanjutnya …selesai,” kata pak Budi. ”Hm lari keliling alun-alun …

”Wah gila sepuluh keliling! Lapang alun-alun itu luas!” Teriak anak-anak cewek protes.

”Hm hm hm,” gunam pak Budi geli.

”Entar ngak di kasih si manis Zet!” Teriak Maia tahu pak Budi suka Zet. Membuat group cewek dan cowok tertawa.

”Hm hm hm …,” pak Budi geli.”kalian ini bikin heboh aja! xixixixiixi …,”

”Bapa cape!”

”Terserah kalian!”

”Hore!” Teriak cewek. ”Bapa baik deh!”

Zet hanya tersenyum manis lihat teman-teman cewek suka ngeledek dirinya di olok-olok ada main dengan pak Budi, ”xixixixixixi …”

Wajah putih pak Budi merah seperti tomat dan wajah Zet hitam manis bertambah manis, geli dibalik katanya, ”ikh kelian ni kenape seeeaaaccchhh …”

Semua tertawa semakin jadi.

”Udah …, kalian siap berbaris lari sana!”

”Baik pak guru!” Serentak saur manuk.

Barisan group Maia berbaris dan setengah berlari ke pintu keluar masuk sekolah menuju lapang alun-alun. Tengah lapang bola ternyata tengah di gunakan maen sepak bola oleh anak-anak cowok STMN.

Tiba-tiba Maia menangkap sesuatu, diantara cowok-cowok maen bola ada cowok caper (cari perhatian). Melonjak-lonjak gaya kingkong, mengekpresikan bahwa, “ini aku cowok menggilaimu! Kamupun gila aku!”

Maia sejenak kaget, pikiran melayang ingat cowok imut di temukan ketika berangkat sekolah hujan deras, ”hah! Dia? Anak STMN tetanggaku? Akh nyaris aku gila! Ternyata kamu disana? Yes!”

Maia senang.

Cowok imut merasa dirinya sudah di temukan Maia lalu berdiri dan Maiapun tertegun namun segera sadar dalam pelajaran olah raga sudah di tinggal lari groupnya. Maia melambaikan tangan. Cowok imutpun membalasnya. Namun sayang pertemuan ini tidak tepat waktu dan Maia segera bergabung dengan groupnya tanpa ada perubahan berarti langsung dalam lari. Jantungnya masih merasa degup berkepanjangan tapi tidak terlihat oleh teman groupnya terkaper oleh ngos-ngos napas panjang pendek. Lari.

Dalam berlari group cewek ini lucu, unik dan genit. Posisi masing-masing tidak berubah Zet tetap di posisi pendiam imut.  Jideh cewek centil genit abis bawel, ada saja cerita bikin semua tertawa. Endah kulilt putih sering jadi merah seperti tomat jika mendapat ledekan. Eka diam-diam menghanyutkan pacaran dengan anak STM tetangga dekat rumah dan sekolahnyapun tetanggaan SMPN dengan STMN, hanya di batasi pagar kawat memudahkan untuk saling berhahaha dan berhohoho. Ida tenang bagaikan air leuwi banyak buayanya. Echu teman sebangku Maia sering di kagetkan selalu bawa cermin berkaca menatap wajah lalu memerahkan bibir, menyepon wajah atau menyisir rambut. Muni keturunan India paling lucu, manis, mata indah, hidung mancung dan bibir tipis tapi paling suka bawa makanan kecil ke dalam kelas untuk di makan saat jam-jam pelajaran. Kepala lebih kecil dari badannya tinggi besar dengan kaki kecil, ceper.  Rambut panjang sampai ke pantai di kepang dua. Dalam olah raga lari juga masih tetap suka makan cemilan. Bikin lucunya bibir kecil berkumis tipis makan emut-emut seperti mulut gajah menganga.bundar, mata bundar india plarak-plorok memancing ketawa-ketiwi semua teman.

        Kalau jalan di lewati lari ada genangan air bekas hujan maka akan di jadikan mainan untuk di injak dan airnya muncrat kena teman dan mereka tetap gembira. Tak lupa mereka masing-masing punya keahlian mengeluarkan gas sambil jalan atau lari-lari santai. Kentut.

       ”Wakakakakakak …,” begitu mereka menanggapi jika keahlian mulai di keluarkan tanpa menghiraukan pak Budi guru olah raga lihat group cewek lucu, unik dan genit geleng-geleng kepala.

Saking gembira sampai mulez perut.

******

       SUASANA HATI Maia jika malam gundah tak bisa tidur. Wajah dan imutnya terus membayangi. Siang di cari tempat pertama bertemu ketika hujan deras dan alun-alun tempat olah raga sampai setiap ada cowok-cowok lewat sekolah STM di amati. Di cari satu persatu jika pulang sekolahpun tak ada, tak di temukannya. Kembali nyaris putus asa.

       “Hay!” Suara menyapa di sebelah telinga kiri, jelas dan dekat. Tepat tempat pemuda imut pertama di pertemukan di bawah hujan deras. Maia menengok ke arah suara sapaan. Betapa kaget pemuda imut itu menyapanya. Di tempat semula berdiri melipat tangan dan berseragam sekolah menatap dan imut.

       Maia tertegun, hah! Benarkah? Akh masa iya! Maia gelagapan. Ingin rasanya lari. Kesal jengkel pemuda imut seperti mempermainkan dirinya, datang tiba-tiba lalu menghilang dan selalu begitu. Makanya Maia tidak mau tahu.

       ”Sekolah?” Tanya pemuda imut tiba-tiba sudah ada di sampingnya.

       ”Hm!” Jawabnya nyaris jatuh pingsan kalau tidak segera di pegang pemuda imut.

       Maia menepis tangan pemuda imut itu.

       ”Maaf! Barusan kamu mau jatuh …, jadi …,” jelas pemuda imut kaget dapat ke kasaran Maia.

       Maia langsung jalan. Tatapan dan kelembutan pemuda imut itu semakin merobek isi jantungnya tapi hati telah di kuasai marah. Pemuda imut mengikutinya. Jalan Maia semakin cepat nyaris meninggalkannya saking kesal dan jengkel karena selama ini pemuda imut itu dianggap telah mempermainkannya. Rasanya ingin memarahinya. Ingin memakinya. Dan ketika akan belok masuk pintu gerbang halaman sekolah tanpa ba bi bu langsung masuk tapi sudut matanya mengikuti jalan pemuda imut itu sampai masuk ke pintu gerbang dan sama-sama menghilang masuk ke sekolah masing-masing.

       Hari-hari selanjutnya setiap berangkat sekolah dan pemuda imut ada sedang menunggu agar bisa jalan sekolah bersama, Maia tidak menggubrisnya lagi.

Pikir Maia, cape deh! Menyebalkan! EGP! Emang gue pikirin!

******

       HARI-HARI santai Maia di habiskan bermain di kebun bersama adik-adik cewek, menanam sayur-sayuran, bantu pelihara ayam dan merpati. Masak sayur, mancing ikan dan babancakan. Sangat menyenangkan.

Jika datang pemuda imut selalu  di temani temannya sengaja menemui Maia jutex, padahal pentemuan itu hanya di cuekin aja. Sampai pada suatu hari teman pemuda imut datang menyampaikan sebuah buku tulis katanya, ”aku di suruh Santo sampaikan buku ini.”

       “Siapa Santo?” Tanya Maia tak merubah kesal dan tak mau tahu.

       “Hm …, suka dateng di antar ama aku!” Jawabnya kaget penerimaan Maia nada suaranya membentak.

       ”Maksudnya apa ni?” Tanya Maia sambil menerima buku tulis.

       ”Ngak tahu, aku cuma di suruh sampein aja!” Jawabnya ketakutan. ”Maaf aku pamit …”

      ”Hm!”

       Maia lihat buku tulis bersampul plastik lalu bolak-balik ingin tahu isinya. Sebuah amplop berisi lipatan kertas menurut teman sekolah cara melipat kertas seperti itu adalah bentuk pernyataan cinta. Tangannya pelan membuka lipatan surat dan isinya? Permintaan maaf dan pernyataan cinta tulusnya. Kaget bercampur bahagia dan sangat menyedihkan karena pemuda imut pulang kampung libur sekolah dan akan kembali pada waktu sekolah lagi.

       Pikir Maia, libur sekolah lama satu bulan dan berarti tidak akan bertemu selama itu? Panjang membentang rindu berat ingin bertemu harus menunggu satu bulan? Akh! Kenapa dia lakukan itu padaku? Kenapa dia tidak datang sendiri mengatakan ini semua? Emang dia pengecut! Beraninya bicara via surat!

       Kesal menggumpal dalam dada. Rindu hanya membuka lipatan surat dan membaca berulang-ulang lalu di tekankan dalam dada.

       Bisik Maia, maafkan perlakuanku selama ini tak pernah bersahabat hanya untuk membatasi hati telah jatuh cinta. Terutama aku tak mau ke dua orang tuaku tahu, katanya masih anak-anak! Sekolah saja! Cinta monyet! Dan harus sederajat! Kamu orang kampung! Miskin!

       Maia sedih lalu menyeka air matanya dan timbul niat akan mencari alamatnya dan akan menemuinya. Waktu satu bulan itu takkan mampu di lewati sendirian tanpa melihatnya.

******

            MENJELAJAHI KAMPUNG, Maia nekad. Disana-sini hutan belantara, melewati sepinya. Menyeramkan. Antar kampung berpenduduk berjarak jauh dan susah menemui orang-orang. Suara tonggerek atau suara burung-burung bersahutani dan kadang hatinya tak jadi menemuinya tapi rindu menggebu memburu dan menyekapnya. Rindu itu membawanya sampai ke daerah sekitar rumah pemuda imut pencuri hatinya. Maia keluar dari mobil sedannya dan alangkah kaget sebuah kampung benar-benar kampung hutan belantara. Sepi. Hanya suara angin meramaikan menyentuh pohon bambu.

            Maia tertegun berdiri menatap sebuah rumah mungil di bawah perbukitan dan seorang cowok keluar dari pintu rumah menatap kaget lalu berlari memburu ke arah Maia. Untuk mencapai Maia pemuda imut menapaki trap tanah.

            ”Maia?”

            ”Hm!”

            Tiba-tiba saja pemuda imut itu seperti tahu perasaan Maia bahwa dia kelelahan amat sangat. Dipeluk di dekapnya rapat dan mengecup kening lalu mengelus rambut katanya, ”maafkan aku telah merepotkanmu!”

Maia ingin marah dan memakinya tapi kebahagiaan telah bertemu dan menumpahkan rindu terpendam selama ini, bisik pemuda imut, ”aku juga sama sangat rindu kamu …, tapi sudahlah bukankah kita telah bertemu. Walau kamu itu jutex menyebalkan, aku mencintaimu Maia …

Maia diam menyamakan perasaan pemuda imut itu dengan perasaannya.

         ”Maia …,” Pemuda imut menyapa kaget karena Maia dari tadi hanya diam dan diam berada dalam pelukannya. ”Maia aku cinta kamu!”

        Maia tak menyaut bahkan bibirnya semakin rapat, kelu.

        Hening.

        Maia berada dalam dada dan detak jantung cinta pemuda imut.

       ”Mari ke rumahku. Inilah keadaanku di kampung dan memang aku orang kampung, miskin tak punya apa-apa sedangkan kau …”

       Maia menaruh telunjuknya di bibir pemuda imut itu, agar tak melanjutkan masalah perbedaan. Tak ingin pertemuan indah di sia-siakan begitu saja. Berjalan menuruni trap jalan setapak, berada dalam pelukan dekapan mesra. Hangat dan tak ingin melepaskannya lagi.

       ”Maia …, aku cinta kau! Bagaimana kau ke aku!”

       ”Maia! Jangan diam aja! Maia! Maia! Maia!”

            Maia tersenyum dan mengatakan hanya dengan kedipan mata, ”ya aku cinta kamu! Aku nyaris edan! Aku nyaris gila!”

            Hm Hm Hm, Maia bangun pagi kesiangan padahal sudah waktunya sekolah. Masih terbuai saat pertemuan pemuda imut itu di kampung halamannya. Bukan mimpi tapi nyata. Merasakan tatapan mata bundarnya. Pelukannya. duduk berdampingan.  Kebahagiaan tak terhingga telah di dapat bahwa rasamu adalah rasaku walau tapi bukan aku dan aku katakan jujur lagu-lagu di bawakan Krispatih, syairnya telah mewakili diriku lalu sayang maafkan daku. Kau selamanya di hati ini. Di hatiku!

******

 
1 Comment

Posted by on June 24, 2011 in Cerpen, Menulis

 

Tags: , , , ,

One response to “SAYANG MAAFKAN DAKU

  1. ade susanto

    July 12, 2011 at 3:48 pm

    Terima kasih telah membaca cerpen MAAFKAN DAKU SAYANG, yang menceritakan cewek jutex jatuh cinta pada pandangan pertamanya pada seorang pemuda desa, semoga tetap berkarya. SEMANGAT>

     

Leave a comment