CERIA WAJAH MAIA, lincah injit-injit di halaman rumah nan luas. Pagi segar udara kota hanya belum cerah. Matahari masih terhalang awan sehingga sekitarnya terlihat samar. Halimunan. Memang nyaris tiap hari tak dapat di sangka cuaca sering cepat berubah, bentar cerah dan bentar lagi hujan. Walau keadaan cuaca seperti itu tidak menyurutkan semangat belajar di sekolah. Telah di lewati rasa tegang menanti kelulusan sekolah SDN dan kemudian menanti hasil tes masuk SMPN terkenal di kotanya, di terima. Hari-hari berat memberi pengertian bahwa belajar pelajaran sekolah tidak boleh di anggap sepele, di perlukan ketekunan terus menerus dan cara belajar baik dan benar tapi tidak mengganggu ke sukaan bermain, berkumpul adik-adik cewek dan teman bermain di rumah walau kebanyakan cowok. Apalagi di sekolah barunya adalah suatu tantangan akan lebih menantang, teman-teman baru, pelajaran baru dan guru-gurupun baru bahkan permainannya pasti lebih seru. Read the rest of this entry »
Category Archives: Cerpen
CINTA HADIR TAK DIUNDANG
MANJA, wajah cantik mirip boneka Susan, lugu, polos itu sangat menghawatirkan Atik sebagai sahabat dekatnya. Wajah kekanak-kanakan, kelihatan Manja sedang mabuk cinta. Mengingat usia mudanya ABG (Anak Baru Gede) di anggap Atik hanya cinta biasa atau cinta monyet tapi tidak boleh dianggap enteng. Bagaimana jika bukan cinta biasa atau cinta monyet?
Wah ini masalah! Manja dan aku menghadapi masalah sama. Aku harus bisa mencegahnya? Caranya?
Atik sendiri sedang mengalami hal sama seperti di alami Manja. Cari jalan keluar agar dapat menaklukan jiwa, raga dan roh ke hadapan Tuhan karena cinta tidak boleh terjadi secepat apapun, bukan cinta kilat dan cinta itu bukan main-mainan dan bla bla bla.
Semangkuk Bakso
Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel.
“Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri, sungguh keterlaluan,” gerutunya dalam hati. “Ini semua pasti gara-gara adinda sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar anak manja!”
Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya. Read the rest of this entry »
HAND PHONE (Episode II)
ANGELA mengira hanya anak ceweknya saja Manize masih SMP ngamuk ingin Hand Phone baru, bisa foto, bisa vidio wah serba bisa. Hand phone lama. Kadaluarsa. Jadul. Tidak PDD. Di luar sana lebih membumi lagi anak-anak SD kelas satu, laki perempuan pada ngamuk ke orang tuanya dan sama tidak mau hand phone cuma bisa ngajak atau di ajak bicara.
Pemanasan global Hand Phone
Ibu-bapa pada kebingungan di sana-sini keributan hanya ingin punya Hand Phone hebat, penjual harganya HANYA! Bagi pembeli, WAH MAHAL! Read the rest of this entry »
HAND PHONE (Episode I)
Bu Angela di TKP seperti di jalan raya, di teras rumah-rumah bahkan di lorong-lorong gangpun sering lihat orang bicara sendiri, ke tawa sendiri, senyum sendiri, marah-marah sendirian dan lebih mengagetkan teriakannya, “Kamu! Bla bla bala!”
Terjadi mulai pagi, siang, malam bahkan tengah malampun, bisa!
Dia menarik napas, hm begitu ya! Sibuk dengan benda kotak kecil persegi panjang!
Kejadian serupa terjadi juga di rumahnya sendiri anak laki dan cewek sama termasuk suaminya. Mereka sibuk dengan benda kotak kecil persegi panjang! Sesuatu benda yang tak asing lagi HP bukan Hayam Pelung tapi Hand Phone atau telepon genggam tea.
Bu Angela pikir, “juaman edan! mereka udah tak peduli aku! Dalam rumah dibiarkan berantakan! Read the rest of this entry »